Review Novel Silent Wife



Review Novel Silent Wife

Hai, Assalamualaikum para pembaca yang semoga selalu dalam hidayah Allah ya. Apakabarnyaa? Semoga sehat-sehat, tenang-tenang, dan bahagia-bahagia semuanya. Kalau lagi ngga salah satunya, keep shobr, Allah akan mengganti kesulitan dengan kemudahan, as always. Hehe.

Sekarang saya mau bahas sebuah buku novel hadiah pemberian dari artis hits Instagram di dunia saya yaitu Mia Setyani Sudarmadji. Horee! Woooww! Kereeen! Menakjubkaaan! Okey, okey, udah lebay. 

Hihihi.

Mia menghadiahkan sebuah buku novel dengan cover yang cukup misterius ini sebagai hadiah milad saya. Aih, Mia. Dia mah selalu unyu-unyu manis bak drama Korea. Walaupun jarang bertemu tapi hati terpaut. Ah, benar kata orang, perpisahan fisik tak mengapa asal batin masih terikat. Eaaak~ Mantapss
.
Ini data novelnya dulu deh mari kita kupas, okey okey?

Judul : Silent Wife
Penulis : A.S.A. Harrison
Penerbit : Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 376 Halaman

Isi Novel :

Novel ini berkisah tentang sepasang lelaki dan perempuan yang menghabiskan waktu selama dua puluh tahun hidup bersama. Mereka tidak menikah tetapi tinggal seperti suami dan istri di rumah yang sama. Si perempuan bersama Jodi Brett adalah seorang psikolog yang memiliki banyak klien dengan berbagai gangguan psikologis. Si lelaki adalah Todd Gilbert adalah seorang bos perusahan konstruksi yang membangun gedung-gedung di seantero kota.

Konflik berawal dari perselingkuhan yang dilakukan oleh Todd bersama Natasha. Natasha adalah seorang mahasiswi yang sekaligus putri dari sahabat Todd. Natasha hamil kemudian meminta dinikahi oleh Todd.

Todd akhirnya tewas tertembak beberapa hari sebelum pernikahannya bersama Natasha dilaksanakan. Siapakah yang membunuh Todd? Benarkah Jodi yang membunuh Todd?

Kesan Saya :

Hmmm. Novel ini berkesan jelek sih di mata saya. Habisnya topik yang diangkat perselingkuhan sih. Huh. Sesuatu yang membuat robek ikatan penikahan. Eh, tapi mereka ga menikah sih. Nah, itu dia yang kemudian jadi bahan pemikiran saya. Mengapa sih orang-orang di negara-negara seperti Amerika atau Eropa, banyak yang takut menginjak tahap pernikahan?

Mengapa yah orang-orang yang sudah dewasa seakan tidak berani mengambil tanggung jawab bernama pernikahan? Sejujurnya saya jadi memahami alasan Todd berselingkuh. Eits, jangan marah dulu.

Todd itu ingin sekali memiliki anak. Sedangkan Jodi tidak ingin menikah dan tidak ingin memiliki anak. Jodi sangat-sangat mencintai Todd. Tetapi dia hanya meminta dua hal itu, yaitu tidak menikah dan tidak mengandung. Jodi merupakan perempuan sempurna yang dimiliki oleh Todd. Setiap hari Jodi berperan sebagai istri seperti memasak, merapihkan rumah, tetap berkarir, merawat badan, merawat harta dan apartemen Todd.

Tapi sayang sekali Jodi tidak pernah mau menikah dengan Todd.. Huffft… Sesungguhnya di beberapa bagian di novel ini Jodi menampilkan emosi penyesalan yang besaaar banget. Dia menyesal mengapa baru sekarang dia menyadari bahwa tidak menikah akan berdampak penyesalan yang besar di kemudian hari.

Todd yang memiliki insting keayahan merindukan sosok perempuan yang siap mengandung bayinya. Di sisi lain ada sesosok Natasha yang ceria, labil, emosional, tapi siap memberikan apa saja kepada Todd.

Poor Tood. Poor Natasha. Poor Jodi.

Yap, mereka bertiga sungguh pantas dikasihani :’((

Beberapa konsep dalam Islam langsung popped-out di kepala saya saat membaca novel ini. Betapa sempurna dan menyeluruhnya Islam dalam mengatur segala sesuatu. Islam adalah sistem yang datang dari Rabb Pencipta Alam sehingga selalu cocok dan mengakomodir semua kebutuhan manusia.

Pernikahan adalah lembaga yang sakral dalam Islam yang di dalamnya terdapat fungsi seksual, fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, yang sungguh memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan seorang lelaki dan seorang perempuan.

Iya sih mungkin kohabitas (tinggal bersama) akan mirip-mirip saja dengan penikahan. Toh sama aja sama-sama tinggal serumah, sama-sama berhubungan seksual, sama-sama saling mensupport secara finansial.

Tapi pada akhirnya kehormatan laki-laki dan perempuan terletak pada penghargaan yang tersemat pada status pernikahan itu sendiri…

Novel ini memberikan gambaran fenomena sebab-akibat yang diambil oleh pilihan-pilihan orang dewasa yang sengaja menjauhkan diri dari pernikahan padahal justru membawa mereka ke jurang penderitaan tak bertepi.....

Kelebihan Novel : 

Menurut saya kelebihan novel ini adalah gambaran profesi Jodi Brett sebagai seorang psikolog yang sangat detil. Klien-klien dan teori-teori yang dilakukan oleh Jodi dipaparkan begitu gamblang dan mengalir di novel ini. Mungkin terasa membosankan bagi yang tidak ada latar belakang pendidikan psikologi.

Tetapi bagi yang tertarik mengenai teori-teori yang populer di ilmu psikologi bisa bergembira dengan membaca novel ini.

Selain itu menurut saya kelebihan novel ini adalah penggambaran tokoh yang lengkap. Artinya si tokoh tidak hanya memiliki kelebihan tetapi juga kelemahan. Seperti Jodi yang sangat lembut, halus, detil, sempurna, tetapi ternyata menyimpan ledakan kemarahan juga.

Jodi mengalami fase kemarahan dengan berdiam diri lamaaa sekali di apartemennya. Hingga suatu hari sang pembantu yang mendapati Jodi sudah berhari-hari tidak makan-minum dan tidak mandi membawa Jodi ke rumah sakit karena keadaannya yang sangat parah sekali

:’((

Sementara itu Todd juga digambarkan memiliki sisi manusiawi seperti bersabar atas kelabilan Natasha saat akhirnya memutuskan hidup serumah bersamanya. Todd dikisahkan memiliki riwayat depresi, tetapi sungguh tak terobati secara sempurna padahal Jodi adalah seorang psikolog.

Ah, such a tragic story.....

Kekurangan Novel :

Menurut saya novel ini memiliki kekurangan berupa alur bercerita yang lambat. Agak terlalu lambat malahan sih menurut saya. Beberapa kali saya tergoda untuk langsung membaca ke halaman terakhirnya saja. Hehe….

Mungkin maksudnya penulis supaya pembaca bisa mendalami setiap karakter dan peristiwa ya. Tapi buat saya pribadi novel ini jadi agak membuat ngantuk sih. Setiap bab yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Jodi atau Todd yang bercerita memiliki alur yang sedikit-sedikit naiknya.

Selain itu menurut saya kelemahan novel ini adalah konflik antara Jodi dan Todd yang kurang tergali. Iya sih karakter mereka dijabarkan, masa lalu mereka agak sedikit sih tapi konfliknya agak garing menurut saya.

Ga terlalu bagus dan tinggi gitu konfliknya. Cenderung mendatar. Tau-tau habis aja. Tau-tau halaman yang buat dibalik udah ga ada lagi. Tinggallah kita pembaca disuruh mengambil kesimpulan sendiri. 

Yap, novel ini menggantung parah banget sih.

Hihihihi. Ya tapi lagi-lagi membaca buku selalu ga pernah salah sih, apalagi kalau kita udah punya perbandingan dengan konsep Islam.

Jadi malah seru menilik kembali di dalam Islam seperti apa sebenarnya solusinya etc etc.

Moral Of The Story:

Banyak sih, satu-satu yuk saya kasih tau. Menurut saya, pertama nih, kohabitasi (tinggal bersama) memang bukan solusi dari sebuah hubungan laki-laki dan perempuan. Seindah-indahnya kohabitasi, ngga ada semacam “pagar” untuk mengerem tindakan. Lain halnya dalam pernikahan, kita diminta berkreasi dalam tindakan dan upaya untuk mempertahankan pernikahan agar sehat dan terus bertumbuh.

Kedua, menurut saya, kebutuhan akan keturunan memang kebutuhan naluriah dari seorang laki-laki. Saya pernah ya iseng-iseng bertanya ke Jati apakah dia bahagia memiliki anak, khususnya anak laki-laki.

Jati menjawab :

Bahagia lah Neng, pastinya… Buat seorang lelaki, anak atau keturunan itu bagian dari rizki, kesyukuran, dan juga some of their pride juga. Apalagi anak laki-laki. Bisa memiliki Ksatria dan Senapati itu sesuatu yang alhamdulillah banget

Ini di luar para pasangan yang ditakdirkan bersabar menanti ya. Maksud saya ini tentang pasangan yang sengaja dengan penuh kesadaran menolak kehadiran seorang anak di dalam rumah tangga mereka.

Iya sih anak-anak ngerepotin, ngabis-ngabisin duit, tapi somehow benar juga seperti di novel ini pada usia mendekati 50 tahun lah kelak kita akan merasa kebutuhan akan keturunan. Todd diceritakan menyadari usianya yang semakin tua, merasa sudah saatnya memiliki keturunan.

Dalam Islam sendiri rumah tangga memiliki salah satu fungsi terbesarnya yaitu keturunan. Itulah mengapa salah satu nasihat Rasulullah untuk : memilih gadis yang subur dalam rangka bisa melahirkan banyak anak (ini bisa dilihat dari keturunan etc etc kali yah) dan memperbanyak anak keturunan agar di hari kimat kelak Rasulullah bisa membanggakan jumlah ummatnya

Saya sendiri melihat ketidakinginan pasangan di negara-negara seperti Amerika atau Eropa atau Jepang untuk memiliki anak lebih karena disebabkan ketiadaan perspektif keimanan. Mereka berpikir secara logis dan rasional.

Memang secara logika, kehadiran anak-anak sungguh membuat pusing. Menghentikan laju karir seorang perempuan. Memberi beban tambahan bagi seorang lelaki secara mental dan finansial. Menghasilkan kewajiban tambahan bagi negara untuk menyediakan pendidikan sejak pendidikan dasar hingga universitas dll.

Tetapi ketiadaan anak telah menghasilkan dampak buruknya juga. Di Jepang misalnya kini sudah sangat jomplang sekali angka pertumbuhan penduduknya. Secara statistik lebih banyak penduduk berusia tua dibandingkan anak-anak di Jepang. Ini berakibat pada proyeksi ekonomi di masa depan yang mandeg karena ketiadaan sumber daya manusia.

Huffft.

Dipikir-pikir memang sistem Islam udah paling sempurna, paling memahami dan paling mengerti yah kebutuhan individu dan kebutuhan negara. Sekali lagi ini tentu saja di luar para pasangan yang sedang mengupayakan keturunan bertahun-tahun atau yang sengaja menunda demi alasan kesehatan ya..

Untuk kalian yang tengah bersabar menanti atau menunda keturunan demi alasan kemaslahatan yang lebih besar, sesungguhnya amal sholih beraneka ragam jenisnya tidak hanya mendidik anak-anak sendiri.

Yakinlah pada kuasa Allah akan merizkikan anak keturunan pada waktu yang terbaik untuk diri kalian ya. Hehehe. Soalnya saya kenal sahabat saya yang diminta dokter menunda kehamilan demi kesembuhan tulangnya pasca operasi.

Oiya, balik lagi ke novelnya.

Moral of the story berikutnya adalah perselingkuhan selalu berujung nestapa. Bener banget. Iya banget. Di novel ini diceritakan Todd akhirnya tewas, Natasha gagal dinikahi dan harus menanggung kehamilannya sendirian.

Todd juga sempat bertemu kembali dengan Jodi setelah berpisah dan memutuskan tinggal bersama Natasha. Todd baru menyadari sensasi awal pertemuan dengan Jodi justru setelah berpisah dengannya.

Ah elah.

Kzl banget saya bacanya. That’s why perselingkuhan tuh dimana-mana berakar pada dua hal tau ga sih: hawa nafsu dan atau atau ketidakreatifan dalam menjaga api bara cinta rumah tangga

Maafkan bahasa saya yang lebay, hihihi. Tapi begitulah adanya. Selepas menikahi seseorang, itulah kewajibanmu mengendalikan masa lalumu dan masa lalunya. Maksudnya jangan biarkan kenangan masa lalu merusak pernikahan dengan nama apapun.

Seorang sahabat baik saya pernah memberikan sebuah insight menarik tentang kilasan-kilasan perasaan ga penting semacam “Andai aku menikah bukan dengan suamiku apakah aku akan lebih bahagia”

Itu sungguh-sungguh-sungguh berbahaya sekali, sis! Sahabat saya menasihati untuk memperbanyak membaca taawudz saat itu terjadi karena itu pasti datangnya dari syaithon saja.

Oiya, jangan lupa super duper kreatif dalam menjaga api cinta rumah tanggamu ya. Di novel ini dikisahkan Todd dan Jodi sudah hidup bersama selama 20 tahun. Rutinitas mengalir menjemukan. Hingga akhirnya Todd menemukan kejutan demi kejutan dengan hubungan terlarangnya bersama Natasha.

Hmmm…

I don’t know ya saya juga baru menginjak tahun ke-5 tetapi sometimes memang kita harus menabrak rutinitas dengan kreasi kita. Lakukan hal-hal baru, romantisme baru, tindakan-tindakan baru, gaya-gaya ciuman yang baru gitu misalnya, ups! Hehehe.

Ya intinya sebagai istri ya perempuan itu harus juga punya sense of humour dan membuat kejutan kepada pasangan gitu loooh. Sesekali agresif. Sesekali pura-pura ga lelah ya padahal lelah sih seharian kerja pulang-pulang diminta “jatah” pula. Hehh bener-bener suntuk tauuuuk.

Ya tapi kita harus memahami bahwa buat lelaki, seksualitas adalah hal pertama dan hal utama. Itulah mengapa Rasulullah sampai bersabda untuk meninggalkan masakan di dapur sekalipun sedang memasak jika suami memanggil untuk berhubungan..

Iyes, segitunya Islam memahami isi otak laki-laki lho..

Tentu sajaaa buat laki-laki juga harus semakin sayang, semakin peduli kepada perempuannya. Mengetahui bahasa cintanya istri. Apakah istri saya tipe yang suka tulisan, suka musik, suka jilbab, suka kue, suka gamis, suka sepatu, hihihi. Ya dihadiahin deh itu.

Jadi moral of the story novel ini sungguh melantur-lantur kemana-mana tapi let’s wrap it up bahwa pernikahan, hidup seatap dengan lawan jenis selama bertahun-tahun, adalah sebuah kerja kombinasi dari hal-hal yang harus dilakukan secara rutin tapi juga secara kreatif

:’)

Plis buat yang sudah menikah, yuk kita jaga pernikahan kita masing-masing. Buat yang belum menikah, keep holding on, jodoh terbaik mu pasti sedang on his way di perjalanan untuk kelak di pertemukan olehmu di waktu yang paling sesuai menurut Allah.

Kesimpulan :

Novel ini agak-agak overrated sih kalau lihat covernya kok kaya semacam novel suspense tapi kok ya bukan suspense. Ya tapi so-so lah, lumayan buat bahan bacaan weekend karena buanyaaak buangeeet hikmahnya tentang hubungan laki-laki dan perempuan dan juga tentang urgensi pernikahan yang sakral dan sepantasnya dihormati dan dipertahankan.

Selamat membaca!

Tunggu tulisan-tulisan atau review-review saya berikutnya ya!

-     

Postingan terkait:

3 Tanggapan untuk "Review Novel Silent Wife"

nissa mengatakan...

Woooww.. Aku seneng deh, tau isi novel walau belum baca hehehe. Makaci ya dey fufufu..
Kisah novelnya kayak kemungkinan sisi lain pasangan hidup bareng tanpa menikah ya.. senduuu..

Btw c mia kenapa kepikiran ambil novel ini ya? mungkin Karena Jodi nya itu psikolog hehe.

AMISHA mengatakan...

BERITA BAIK UNTUK SEMUA ORANG

Nama saya Amisha dari bogor di Indonesia, saya adalah perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu setiap orang untuk berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak kreditur pinjaman di sini adalah penipu dan mereka ada di sini. curang Anda dengan susah payah uang Anda, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp500,000,000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 24 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 24 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya adalah Tentang menabrak karena hutang.

Sebagai pencarian saya untuk perusahaan pinjaman pribadi yang andal, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaannya adalah FANCY LOAN COMPANY. Saya kehilangan jumlah 15 juta dengan mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya usulkan.

Tuhan jadilah kemuliaan, teman-teman saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman semacam itu, mengenalkan saya kepada perusahaan yang dapat dipercaya dimana Ibu Suzan bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp700.000.000 dan mereka meminta surat kepercayaan saya, Dan setelah mereka selesai memverifikasi detail saya, pinjaman tersebut disetujui untuk saya dan saya pikir itu adalah sebuah lelucon, dan mungkin inilah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tapi saya tercengang. Ketika saya mendapat pinjaman saya dalam waktu kurang dari 6 jam dengan suku bunga rendah tanpa agunan.

Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan mengenalkan saya kepada mereka dan karena saya diselamatkan dari membuat bisnis saya melonjak ke udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi dalam bahasa Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya Dia tidak tahu tentang Anniesa Hasibuan perusahaan mode saya

Jadi saya saran setiap orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk silahkan kontak
Ibu Suzan email: (Suzaninvestment@gmail.com)

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (Amisha1213@gmail.com), dan maria yang baru saja mendapat pinjaman dari suzan di: (maaria9925@gmail.com) dan Karina yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Suzan, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Suzan, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya:( Lukman.karina@yahoo.com).

RAMADHAN ISLAMIYAT LOANS mengatakan...

Di dalam Islam Allah mengajarkan kepada kita bagaimana memberi yang terbaik terutama ketika tetangga Anda dalam kebutuhan keuangan, karena kami dan seluruh staf RAMADHAN ISLAMIYAT LOAN FIRM sampai pada kesimpulan bahwa kami harus menyediakan bantuan keuangan bagi mereka yang berada di keuangan kebutuhan seperti mereka yang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis mereka yang membutuhkan uang untuk proyek yang sangat tinggi didirikan dan kami memberikan pinjaman kepada semua saudara muslim dan saudari kita dan juga untuk non muslim seperti Mashallah {ما شاء الله}

Mata uang kami berkisar dari {$, IDR, RM, €, £} ke mata uang lainnya dan semuanya sesuai dengan peraturan Dana Moneter Internasional {IMF} untuk transfer uang sehingga cukup untuk mengatakan bahwa kami sepenuhnya berlisensi untuk mengoperasikan dan bertransaksi bisnis dalam mata uang apa pun di dunia, silakan hubungi kami {ramadhanislamiyatloans@gmail.com}
   Apakah Anda berutang harap menghentikan kepanikan proses kami di sini sangat cepat dan cepat karena Anda dapat membayar semua hutang terutang Anda dalam waktu 48 jam setelah melamar
RAMADHAN adalah semua tentang kekudusan sehingga kita tidak menipu atau menipu semua yang perlu Anda lakukan hanya bagi Anda untuk memiliki penghasilan stabil juga harus ada sarana di mana Anda dapat mengidentifikasi diri Anda {KTP} dan kemudian Anda harus memiliki Bank akun di mana Anda ingin kami menyimpan email uang ::::: {ramadhanislamiyatloans@gmail.com}

    Proses di sini tidak rumit, melainkan sangat cepat dan fleksibel

Wa 'alaykum al-salaam {وعليكم السلام}

Comment